Minggu, 17 September 2017

REVIEW BTOPH 2017

REVIEW BTOPH 2017
1.       MIRACLE
MIRACLE merupakan suatu visi untuk lulusan jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman. Visi ini disampaikan oleh Bapak Budi Aji yang merupakan salah satu dosen di jurusan Kesehatan Masyarakat. Miracle sendiri didalam Bahasa Inggris jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia artinya yaitu “keajaiban”. Namun untuk hal MIRACLE disini yaitu sebuah singkatan, dan kepanjangannya menyangkut 7 point sesuai dengan jumlah kata tersebut.
Seorang mahasiswa harus mempunyai tiga kompetensi jika mereka sudah mendapatkan suatu gelar “sarjana”. Diantaranya yaitu
a.       Computer Literacy
Computer Literacy atau Komputer Literasi yaitu suatu proses tahapan yang harus dilakukan oleh seorang sarjana baru dalam menggunakan komputer dan teknologi dengan baik dan benar, juga di dalam point ini dijelaskannya sebagai sarjana baru harus bisa memikirkan problema solving atau pemecahan sendiri.
b.      Crictical System Thinking
Crictical System Thinking biasa juga disebut dengan berpikir kritis, berpikir kritis pada dasarnya datang dari dalam diri seseorang, mengembangkan cara berpikir kritis dapat membantu seseorang untuk menjadi pribadi yang tidak gegabah dan mengambil keputusan maupun mencari penyelesaian suatu masalah. Karena dalam berpikir kritis seseorang selalu berpikir dengan kepala dingin, tidak mendahulukan emosi dibandingkan logika, selalu berpikir tentang segala kemungkinan yang terjadi dan selalu siap dengan apa yang harus dihadapi dan menanggung resikonya. Karena dari itu kompetensi ini dibutuhkan untuk sarjana baru.
c.       Ability to Serve
Kemampuan ini sangat dibutuhkan untuk sarjana baru dalam dunia kerja, khususnya sarjana kesehatan masyarakat. Dalam point ini dijelaskan bahwa kita sebagai sarjana kesehatan masyrakat harus memiliki kemampuan untuk melayani dengan baik agar tetap bertahan di dalam pekerjaan.
Selain itu juga, hal yang di perhatikan dalam pertama kali untuk sarjana baru yaitu
a.       Positive Energy and Respect People
Kita harus senantiasa menyebarkan energi positif dan menghargai orang seperti menghargai atasan / bos, serta juga dalam menyebarkan energi positif berarti kita harus selalu bersenyum, bisa memotivasi yang lain, dll.
b.      Output Oriented
c.       Taat terhadap aturan dan mampu melaksanakan tugas
Tentu untuk point yang terakhir ini sangat berguna, karena dengan taat terhadap aturan serta mampu melaksanakan tugas maka atasan pun akan senang dengan kita sebagai pekerja baru. Adapula tiga point tambahan bagi first time job seeker atau orang yang mencari pekerjaan
a.       No working experience atau bisa disebut juga orang yang tidak memiliki pengalaman pun akan sangat tidak memungkinkan untuk bisa “survive” di dunia pekerjaan.
b.      Limited ability in human relations, tipe seperti ini akan kesusahan dalam mencari pekerjaan, karena didalam kehidupan kita harus mempunyai banyak relasi agar memudahkan dalam pekerjaan.
c.       Low Professional Competence, yaitu orang yang tidak professional dalam mengerjakan suatu tugas pekerjaannya.
Kembali lagi ke topik MIRACLE yang merupakan visi utama dari lulusan jurusan kesehatan masyarakat yang diharapkan mampu bersaing di dunia pekerjaan. MIRACLE sendiri kepanjangannya adalah
1)      M = Manager, seorang lulusan kesehatan masyarakat berprospek untuk bisa menjadi manager di Instansi milik Negara maupun swasta.
2)      I = Innovator, seorang lulusan kesehatan masyarakat bisa juga sebagai innovator atau orang yang menginovasi / membuat inovasi terbaru di bidang kesehatan.
3)      R = Researcher, atau artinya yaitu sebagai peneliti.
4)      A = Apprenticer, atau yang artinya magang, pemagang.
5)      C = Communitarian, lulusan kesehatan masyarakat juga bisa menjadi seorang pembicara yang ahli dalam bidang kesehatan.
6)      L = Leader, atau artinya pemimpin
7)      E = Educator, atau bisa menjadi pengedukasi ke masyarakat.
Sebagai mahasiswa harus mampu menjadi Agent of Change atau agen perubahan, guna membuat masyarakat Indonesia lebih baik lagi dan dapat menjadi awal perubahan bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik.
2.       Pengabdian Mahasiswa Baru / Pemberdayaan Penyuluhan Masyarakat
Dalam materi ini disampaikan oleh pemateri bernama mas Raditya Pradipta jurusan Kesehatan Masyarakat angkatan 2007. Disini kita lebih dikenalkan tata cara serta beberapa tips untuk melakuakan pemberdayaan dan penyuluhuan ke masyarakat. Hal ini sangat perlu dilakukan karena sesuai dengan nama jurusan kita tercinta ini yaitu Kesehatan Masyarakat, yang berarti kita harus turun dan mendengarkan keluh kesah tentang kesehatan di lingkungan masyarakat, baik pedesaan maupun perkotaan.
Dalam pemberdayaan ke masyarakat, tidak bisa langsung semena-mena melakukannya. Ada beberapa tahapan yang harus dilaksanakan diantaranya yaitu
Penyuluhan serta Promosi Kesehatan
Untuk dalam point ini harus dilakukannya penyadaran terhadap masyarakat. Kita harus bisa memberikan keseadaaran kepada masyarakat tentang tata cara menjaga kesehatan untuk mereka yang bermanfaat agar mereka mendapat pengetahuan dan gambaran bahwa sehat itu penting. Sebelum melakukan hal penyadaran ke masyarakat, masyarakat perlu di berikan motivasi dan kepercayaan diri agar masyarakat tersadar akan pentingnya kesehatan itu. Usaha Preventif harus dibudayakan daripada Kuratif.
Selain usaha penyadaran juga diperlukan peningkatan kemampuan. Masyarakat perlu di tingkatkan kemampuan dalam kesehatan, seperti diberikannya pengetahuan yang lebih rinci dengan bahasa yang kita dan mereka mengerti, keterampilan dalam menanggulangi serta mencegah datangnya wabah penyakit dengan media promosi dll, dan perilaku. Memang agak susah mengubah suatu budaya, seperti kebiasaan orang buang air besar di jamban umum, perilaku tersebut harusnya diubah dengan menggunakan toilet / wc yang ada di rumah masing-masing. Karena jika perilaku tersebut diterapkan, jumlah penderita demam berdarah akan meningkat di suatu daerah tersebut, untuk itu perilaku sangat perlu dibenahi atau diatur atau juga bisa dengan diubah.
Setelah 2 point yang tadi telah dilaksanakan baru meloncat ke pemberdayaan. Di dalam pemberdayaan harus ada partisipasi dari masyarakatnya itu sendiri serta tenaga kesehatannya, karena jika tidak ada kedua peran tersebut tidak akan terlaksananya pemberdayaan, serta kita pula harus menemukan pemecahan masalah dalam kegiatan promosi dan penyuluhan kesehatan.
Prinsip dalam penyuluhan dan promosi kesehatan itu terus berputar dari Community Development ke Community Organizer. Community Development itu sendiri yaitu pengembangan komunitas oleh pihak tenaga kesehatan, seperti masyarakat diberi edukasi tentang kesehatan, sedangkan untuk Community Organizer yaitu lebih ke organisir di dalam komunitasnya, semisal dibentuk suatu panitia didalam komunitas, dan panitia tersebut diberi edukasi lalu panitia tersebut menyebarkannya ke anggota-anggota komunitas lainnya.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penyuluhan dan promosi kesehatan diantararnya yaitu melakukan persiapan lalu pengkajian suatu masalah yang akan dibawa, lalu perencanaan kemudian pelaksanaan ke lingkungan masyarakatnya, terakhir dilakukannya monitoring serta evaluasi dari penyuluhan tersebut.
Masyarakat masih bingung antara kebutuhan dan harapan, contohnya di suatu desa, orang X mengharapkan keluarga X tersebut selalu sehat serta terhindar dari demam berdarah yang disebabkan kebiasaan buang air besar di jamban umum, tetapi ia tidak tau kebutuhan apa yang harus dipenuhi agar harapan tersebut dapat terlaksan. Untuk itu seharusnya si X tersebut membeli kloset sendiri di rumahnya agar terhindar dari penyakit tersebut.
Untuk itu masalah masalah yang sering dijumpai dalam kegiatan penyuluhan dan promosi kesehatan ini diantarnya belum terintegrasi, maksud dari belum terintegrasi yaitu bahwa masyarakat belum sadar bahwa kesehatan itu penting. Yang kedua adalah banyak kegiatan charity, ketiga yaitu ego sektoral yang artinya masih lebih penting kepentingan pribadi seperti cicilan motor, dsbnya. Serta yang terakhir yaitu partisipasi pihak ke 3 yang masih kurang, seperti toko material yang masih belum mau ikut bekerja sama dalam kegiatan menerapkan jamban sehat.
Untuk melakukan kegiatan promosi serta penyuluhan kesehatan yang pertama kali harus dilihat yaitu kenali dulu sasaran yang akan dilakukan kegiatannya, lalu kuasai dulu materi yang akan di sampaikan, yang terakhir rencanakan kegiatannya.
3.       Advokasi
Materi terkahir ini disampaikan oleh mas Rizki B Aritonang atau yang lebih dikenal dengan sebutan mas Kibe dan mas mba SCPJ. Advokasi adalah aksi strategis yang ditujukan untuk menciptakan kebijakan publik yang bermanfaat bagi masyarakat atau mencegah munculnya kebijakan yang diperkirakan merugikan masyarakat. Advokasi terdiri atas sejumlah tindakan yang dirancang untuk menarik perhatian masyarakat pada suatu isu, dan mengontrol para pengambil kebijakan untuk mencari solusinya. Advokasi itu juga berisi aktifitas-aktifitas legal dan politis yang dapat mempengaruhi bentuk dan praktik penerapan hukum. Inisiatif untuk melakukan advokasi perlu diorganisir, digagas secara strategis, didukung informasi, komunikasi, pendekatan, serta mobilisasi.
Di dalam kegiatan kampus advokasi sangat berkaitan dengan isu-isu kampus seperti mengenai masalah uang kuliah tunggal semester akhir untuk di Universitas Jenderal Soedirman, lalu masalah yang sangat menyebar yaitu jalan menuju ke fakultas ilmu-ilmu kesehatan yang banyak sekali terlihat “kolam ikan” pada saat musim hujan tentunya. Advokasi juga bisa disebut dengan pembelaaan.
Seseorang yang ingin menjadi bagian dari advokasi, orangnya harus peka terhadap isu-isu yang ada di sekitar kampus, serta harus selalu tahu tata cara advokasi yang benar, sebab advokasi ada tahapan-tahapannya.
Untuk tahapan-tahapannya sendiri yaitu dimulai dari Kajian, di dalam kajian ini harus lengkap dan dikuatkan dengan argumen-argumen yang kuat guna gampang untuk melanjutkan ke tahap berikutnya. Biasanya kajian ini mengenai isu kampus. Semisalnya pada saat isu kawasan tanpa asap rokok atau sering biasa disingkat KTR yang akan diterapkan di seluruh wilayah kampus UNSOED, maka dari itu kajiannya harus lengkap seperti apa saja dasar-dasarnya, serta landasan hukum dan lain-lain
Setelah selesai mengkaji lalu masuk ke tahapan lobbying atau lobbying ini menyampaikan pendapat terhadap pimpinan birokrat atau rektor atau bisa pula wakil rektor, dalam penyampaian pendapat ini kita menyampaikan pendapat dari hasil kajian yang telah dibahas, namun juga dilakukan dengan cara yang sopan santun. Jika tahapan ini tetap ditolak lanjut ke tahapan berikutnya
Lalu tahapan berikutnya yaitu Audiensi, untuk audiensi sendiri biasanya ada perwakilan dari setiap orang, sama seperti lobbying, audiensi juga penyampaian pendapat juga, serta menguatkan argumen, di dalam audiensi biasanya ada perwakilannya untuk menghadap langsung dan membuat kesepakatan. Kesepakatan tersebut bisa membuat suatu advokasi kita disetujui atau bisa juga di gagalkan kembali. Jika gagal tahapan ini lanjut ke tahapan berikutnya.
Tahapan terakhir yaitu aksi, dalam aksi biasanya dilakukan longmarch atau perjalanan yang jauh, misalnya dari titik A ke titik B, selain itu juga bisa dilakukannya dengan teatrikal atau drama musikal, atau bisa pula dengan flashmob. Dalam tahapan aksi ini biasanya dibagi-bagi, ada yang bertugas sebagai korlap atau Koordinator Lapangan yang bertugas mengawasi lajunya aksi agar para aksi tersebut tidak terpecah atau tersebar kemana-mana dari kawanannya, selain itu juga ada orator yang bertugas sebagai pembakar semangat aksi, dan yang terakhir ada tim kreatif yang memikirkan apa yang harus dilakukan ketika aksi, seperti pementasan teatrikan atau drama musikal, atau bisa juga seperti menampilkan gerakan-gerakan flashmob.

Seperti itulah penjelasan mengenai ketiga materi review BTOPH 2017.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Swafoto bersama 3 Panitia BTOPH

  KRONOLOGIS: Pada hari Selasa, 19 September 2017, di perjalanan menuju kampus kami tercinta (r: Kesehatan Masyarakat UNSOED), ke...