REVIEW BTOPH 2017
1.
MIRACLE
MIRACLE
merupakan suatu visi untuk lulusan jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas
Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman. Visi ini disampaikan oleh
Bapak Budi Aji yang merupakan salah satu dosen di jurusan Kesehatan Masyarakat.
Miracle sendiri didalam Bahasa Inggris jika diterjemahkan ke dalam Bahasa
Indonesia artinya yaitu “keajaiban”. Namun untuk hal MIRACLE disini yaitu
sebuah singkatan, dan kepanjangannya menyangkut 7 point sesuai dengan jumlah
kata tersebut.
Seorang
mahasiswa harus mempunyai tiga kompetensi jika mereka sudah mendapatkan suatu
gelar “sarjana”. Diantaranya yaitu
a.
Computer Literacy
Computer
Literacy atau Komputer Literasi yaitu suatu proses tahapan yang harus dilakukan
oleh seorang sarjana baru dalam menggunakan komputer dan teknologi dengan baik
dan benar, juga di dalam point ini dijelaskannya sebagai sarjana baru harus
bisa memikirkan problema solving atau pemecahan sendiri.
b.
Crictical System Thinking
Crictical
System Thinking biasa juga disebut dengan berpikir kritis, berpikir kritis pada
dasarnya datang dari dalam diri seseorang, mengembangkan cara berpikir kritis
dapat membantu seseorang untuk menjadi pribadi yang tidak gegabah dan mengambil
keputusan maupun mencari penyelesaian suatu masalah. Karena dalam berpikir
kritis seseorang selalu berpikir dengan kepala dingin, tidak mendahulukan emosi
dibandingkan logika, selalu berpikir tentang segala kemungkinan yang terjadi
dan selalu siap dengan apa yang harus dihadapi dan menanggung resikonya. Karena
dari itu kompetensi ini dibutuhkan untuk sarjana baru.
c.
Ability to Serve
Kemampuan
ini sangat dibutuhkan untuk sarjana baru dalam dunia kerja, khususnya sarjana
kesehatan masyarakat. Dalam point ini dijelaskan bahwa kita sebagai sarjana
kesehatan masyrakat harus memiliki kemampuan untuk melayani dengan baik agar
tetap bertahan di dalam pekerjaan.
Selain itu
juga, hal yang di perhatikan dalam pertama kali untuk sarjana baru yaitu
a.
Positive Energy and Respect
People
Kita harus senantiasa menyebarkan energi positif dan
menghargai orang seperti menghargai atasan / bos, serta juga dalam menyebarkan energi
positif berarti kita harus selalu bersenyum, bisa memotivasi yang lain, dll.
b.
Output Oriented
c.
Taat terhadap aturan dan
mampu melaksanakan tugas
Tentu untuk point yang terakhir ini sangat berguna, karena
dengan taat terhadap aturan serta mampu melaksanakan tugas maka atasan pun akan
senang dengan kita sebagai pekerja baru. Adapula tiga point tambahan bagi first
time job seeker atau orang yang mencari pekerjaan
a.
No working experience atau
bisa disebut juga orang yang tidak memiliki pengalaman pun akan sangat tidak
memungkinkan untuk bisa “survive” di dunia pekerjaan.
b.
Limited ability in human
relations, tipe seperti ini akan kesusahan dalam mencari pekerjaan, karena
didalam kehidupan kita harus mempunyai banyak relasi agar memudahkan dalam
pekerjaan.
c.
Low Professional
Competence, yaitu orang yang tidak professional dalam mengerjakan suatu tugas
pekerjaannya.
Kembali lagi ke topik MIRACLE yang merupakan visi utama dari
lulusan jurusan kesehatan masyarakat yang diharapkan mampu bersaing di dunia
pekerjaan. MIRACLE sendiri kepanjangannya adalah
1)
M = Manager, seorang
lulusan kesehatan masyarakat berprospek untuk bisa menjadi manager di Instansi
milik Negara maupun swasta.
2)
I = Innovator, seorang
lulusan kesehatan masyarakat bisa juga sebagai innovator atau orang yang
menginovasi / membuat inovasi terbaru di bidang kesehatan.
3)
R = Researcher, atau artinya
yaitu sebagai peneliti.
4)
A = Apprenticer, atau yang
artinya magang, pemagang.
5)
C = Communitarian, lulusan
kesehatan masyarakat juga bisa menjadi seorang pembicara yang ahli dalam bidang
kesehatan.
6)
L = Leader, atau artinya
pemimpin
7)
E = Educator, atau bisa menjadi pengedukasi ke masyarakat.
Sebagai
mahasiswa harus mampu menjadi Agent of Change atau agen perubahan, guna membuat
masyarakat Indonesia lebih baik lagi dan dapat menjadi awal perubahan bangsa
Indonesia ke arah yang lebih baik.
2.
Pengabdian Mahasiswa Baru / Pemberdayaan Penyuluhan
Masyarakat
Dalam
materi ini disampaikan oleh pemateri bernama mas Raditya Pradipta jurusan
Kesehatan Masyarakat angkatan 2007. Disini kita lebih dikenalkan tata cara
serta beberapa tips untuk melakuakan pemberdayaan dan penyuluhuan ke masyarakat.
Hal ini sangat perlu dilakukan karena sesuai dengan nama jurusan kita tercinta
ini yaitu Kesehatan Masyarakat, yang berarti kita harus turun dan mendengarkan
keluh kesah tentang kesehatan di lingkungan masyarakat, baik pedesaan maupun
perkotaan.
Dalam pemberdayaan ke masyarakat, tidak bisa langsung
semena-mena melakukannya. Ada
beberapa tahapan yang harus dilaksanakan diantaranya yaitu
Penyuluhan
serta Promosi Kesehatan
Untuk dalam point ini harus dilakukannya penyadaran terhadap
masyarakat. Kita harus bisa memberikan keseadaaran kepada masyarakat tentang
tata cara menjaga kesehatan untuk mereka yang bermanfaat agar mereka mendapat
pengetahuan dan gambaran bahwa sehat itu penting. Sebelum melakukan hal
penyadaran ke masyarakat, masyarakat perlu di berikan motivasi dan kepercayaan
diri agar masyarakat tersadar akan pentingnya kesehatan itu. Usaha Preventif harus dibudayakan daripada
Kuratif.
Selain
usaha penyadaran juga diperlukan peningkatan kemampuan. Masyarakat perlu di tingkatkan
kemampuan dalam kesehatan, seperti diberikannya pengetahuan yang lebih rinci
dengan bahasa yang kita dan mereka mengerti, keterampilan dalam menanggulangi
serta mencegah datangnya wabah penyakit dengan media promosi dll, dan perilaku.
Memang agak susah mengubah suatu budaya, seperti kebiasaan orang buang air
besar di jamban umum, perilaku tersebut harusnya diubah dengan menggunakan
toilet / wc yang ada di rumah masing-masing. Karena jika perilaku tersebut
diterapkan, jumlah penderita demam berdarah akan meningkat di suatu daerah
tersebut, untuk itu perilaku sangat perlu dibenahi atau diatur atau juga bisa
dengan diubah.
Setelah 2
point yang tadi telah dilaksanakan baru meloncat ke pemberdayaan. Di dalam
pemberdayaan harus ada partisipasi dari masyarakatnya itu sendiri serta tenaga
kesehatannya, karena jika tidak ada kedua peran tersebut tidak akan
terlaksananya pemberdayaan, serta kita pula harus menemukan pemecahan masalah
dalam kegiatan promosi dan penyuluhan kesehatan.
Prinsip dalam penyuluhan dan promosi kesehatan itu terus
berputar dari Community Development ke Community Organizer. Community
Development itu sendiri yaitu pengembangan komunitas oleh pihak tenaga
kesehatan, seperti masyarakat diberi edukasi tentang kesehatan, sedangkan untuk
Community Organizer yaitu lebih ke organisir di dalam komunitasnya, semisal
dibentuk suatu panitia didalam komunitas, dan panitia tersebut diberi edukasi
lalu panitia tersebut menyebarkannya ke anggota-anggota komunitas lainnya.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penyuluhan dan
promosi kesehatan diantararnya yaitu melakukan persiapan lalu pengkajian suatu
masalah yang akan dibawa, lalu perencanaan kemudian pelaksanaan ke lingkungan
masyarakatnya, terakhir dilakukannya monitoring serta evaluasi dari penyuluhan
tersebut.
Masyarakat masih bingung antara kebutuhan dan harapan,
contohnya di suatu desa, orang X mengharapkan keluarga X tersebut selalu sehat
serta terhindar dari demam berdarah yang disebabkan kebiasaan buang air besar
di jamban umum, tetapi ia tidak tau kebutuhan apa yang harus dipenuhi agar
harapan tersebut dapat terlaksan. Untuk itu seharusnya si X tersebut membeli
kloset sendiri di rumahnya agar terhindar dari penyakit tersebut.
Untuk itu masalah masalah yang sering dijumpai dalam
kegiatan penyuluhan dan promosi kesehatan ini diantarnya belum terintegrasi,
maksud dari belum terintegrasi yaitu bahwa masyarakat belum sadar bahwa
kesehatan itu penting. Yang kedua adalah banyak kegiatan charity, ketiga yaitu
ego sektoral yang artinya masih lebih penting kepentingan pribadi seperti
cicilan motor, dsbnya. Serta yang terakhir yaitu partisipasi pihak ke 3 yang
masih kurang, seperti toko material yang masih belum mau ikut bekerja sama
dalam kegiatan menerapkan jamban sehat.
Untuk melakukan kegiatan promosi serta penyuluhan kesehatan
yang pertama kali harus dilihat yaitu kenali dulu sasaran yang akan dilakukan kegiatannya,
lalu kuasai dulu materi yang akan di sampaikan, yang terakhir rencanakan
kegiatannya.
3.
Advokasi
Materi
terkahir ini disampaikan oleh mas Rizki B Aritonang atau yang lebih dikenal
dengan sebutan mas Kibe dan mas mba SCPJ. Advokasi adalah aksi strategis yang
ditujukan untuk menciptakan kebijakan publik yang bermanfaat bagi masyarakat
atau mencegah munculnya kebijakan yang diperkirakan merugikan masyarakat.
Advokasi terdiri atas sejumlah tindakan yang dirancang untuk menarik perhatian
masyarakat pada suatu isu, dan mengontrol para pengambil kebijakan untuk
mencari solusinya. Advokasi itu juga berisi aktifitas-aktifitas legal dan
politis yang dapat mempengaruhi bentuk dan praktik penerapan hukum. Inisiatif
untuk melakukan advokasi perlu diorganisir, digagas secara strategis, didukung
informasi, komunikasi, pendekatan, serta mobilisasi.
Di dalam
kegiatan kampus advokasi sangat berkaitan dengan isu-isu kampus seperti
mengenai masalah uang kuliah tunggal semester akhir untuk di Universitas
Jenderal Soedirman, lalu masalah yang sangat menyebar yaitu jalan menuju ke
fakultas ilmu-ilmu kesehatan yang banyak sekali terlihat “kolam ikan” pada saat
musim hujan tentunya. Advokasi juga bisa disebut dengan pembelaaan.
Seseorang
yang ingin menjadi bagian dari advokasi, orangnya harus peka terhadap isu-isu
yang ada di sekitar kampus, serta harus selalu tahu tata cara advokasi yang
benar, sebab advokasi ada tahapan-tahapannya.
Untuk
tahapan-tahapannya sendiri yaitu dimulai dari Kajian, di dalam kajian ini harus
lengkap dan dikuatkan dengan argumen-argumen yang kuat guna gampang untuk
melanjutkan ke tahap berikutnya. Biasanya kajian ini mengenai isu kampus.
Semisalnya pada saat isu kawasan tanpa asap rokok atau sering biasa disingkat
KTR yang akan diterapkan di seluruh wilayah kampus UNSOED, maka dari itu
kajiannya harus lengkap seperti apa saja dasar-dasarnya, serta landasan hukum
dan lain-lain
Setelah
selesai mengkaji lalu masuk ke tahapan lobbying atau lobbying ini menyampaikan
pendapat terhadap pimpinan birokrat atau rektor atau bisa pula wakil rektor,
dalam penyampaian pendapat ini kita menyampaikan pendapat dari hasil kajian
yang telah dibahas, namun juga dilakukan dengan cara yang sopan santun. Jika
tahapan ini tetap ditolak lanjut ke tahapan berikutnya
Lalu
tahapan berikutnya yaitu Audiensi, untuk audiensi sendiri biasanya ada
perwakilan dari setiap orang, sama seperti lobbying, audiensi juga penyampaian
pendapat juga, serta menguatkan argumen, di dalam audiensi biasanya ada
perwakilannya untuk menghadap langsung dan membuat kesepakatan. Kesepakatan
tersebut bisa membuat suatu advokasi kita disetujui atau bisa juga di gagalkan
kembali. Jika gagal tahapan ini lanjut ke tahapan berikutnya.
Tahapan
terakhir yaitu aksi, dalam aksi biasanya dilakukan longmarch atau perjalanan
yang jauh, misalnya dari titik A ke titik B, selain itu juga bisa dilakukannya
dengan teatrikal atau drama musikal, atau bisa pula dengan flashmob. Dalam
tahapan aksi ini biasanya dibagi-bagi, ada yang bertugas sebagai korlap atau
Koordinator Lapangan yang bertugas mengawasi lajunya aksi agar para aksi
tersebut tidak terpecah atau tersebar kemana-mana dari kawanannya, selain itu
juga ada orator yang bertugas sebagai pembakar semangat aksi, dan yang terakhir
ada tim kreatif yang memikirkan apa yang harus dilakukan ketika aksi, seperti
pementasan teatrikan atau drama musikal, atau bisa juga seperti menampilkan
gerakan-gerakan flashmob.
Seperti
itulah penjelasan mengenai ketiga materi review BTOPH 2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar